sistem bilangan
TUGAS MAKALAH
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami semua bisa membuat makalah ini yang berjudul “Media Audio Visual
dan Multimedia” dapat terselesaikan. Jika sekiranya dalam makalah ini terdapat
kekurangan, kami yang membuat makalah ini senang hati menerima saran atau
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini.
i
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR
ISI..............................................................................................................ii
BAB
I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................
1
B. RUMUSAN
MASALAH.................................................................................
1
C. TUJUAN..........................................................................................................
2
BAB
II
PEMBAHASAN........................................................................................................
3
BAB
III
PENUTUP................................................................................................................
16
SIMPULAN
DAN
SARAN.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak
sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksanakan perhitungan.
Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun tidak dipakai lagi
sama sekali dan ada pula sistem bilangan yang hanya dipakai pada hal-hal
tertentu saja. Sistem bilangan limaan (quinary) dipergunakan oleh orang Eskimo
dan orang Indian di Amerika Utara zaman dahulu. Sistem bilangan Romawi yang
sangat umum dipakai pada zaman kuno, kini pemakaiannya terbatas pada pemberian
nomor urut seperti I untuk pertama, II untuk kedua, V untuk kelima dan
seterusnya; kadang-kadang dipakai juga untuk penulisan tahun seperti MDCCCIV
untuk menyatakan tahun 1804. Sistem bilangan dua belasan (duodecimal) sampai
kini masih banyak dipakai seperti 1 kaki = 12 Inci, 1 lusin = 12 buah dan
sebagainya. Namun yang paling umum dipakai kini adalah sistem bilangan puluhan
(decimal) yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Karena komponen-komponen
komputer digital yang merupakan sistem digital bersifat saklar (switch), sistem
bilangan yang paling sesuai untuk komputer digital adalah sistem bilangan biner
(binary). Keserdehanaan pengubahan bilangan biner ke bilangan oktal atau
heksadesimal dan sebaliknya, membuat bilangan oktal dan heksadesimal juga
banyak dipakai dalam dunia komputer, terutama dalam hubungan pengkodean.
Bilangan Biner, Oktal dan Heksadesimal akan dibahas dalam bab ini didahului
dengan pembahasan singkat tentang bilangan desimal sebagai pengantar.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
hal-hal sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bilangan Desimal?
2. Apa yang dimaksud dengan bilangan Biner?
3. Apa yang dimaksud dengan bilangan Oktal?
4. Apa yang dimaksud dengan bilangan Hexadesimal?
C. TUJUAN
Setelah mendiskusikan tema ini, maka kita dapat
memperoleh beberapa tujuan sebagai berikut;
1. Dapat mengetahui arti bilangan Desimal.
2. Dapat mengetahui arti bilangan Biner.
3. Dapat mengetahui arrti bilangan Oktal.
4. Dapat mengetahui arti bilangan Hexadesimal.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Bilangan Desimal
Desimal adalah sistem bilangan yang
menggunakan 10 macam angka dari 1,2,3,4,5,6,7,8,9. Setelah angka 9,
angka berikutnya adalah 1dan 0, 1dan 1, dan seterusnya (posisi di angka 9 diganti dengan
angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi angka di depannya dinaikkan menjadi 1). Untuk melihat nilai
bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh
bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :
Dalam gambar diatas
disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki
Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari
masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang
atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya
yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :
Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :
Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :
II.
Bilangan Biner
Biner adalah sebuah sistem
penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan
biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem
bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari
sistem biner, kita dapat mengubahnya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal.
Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah Binary Digit. Pengelompokan
biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah1 Byte. Dalam istilah
komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCIIyang
sering kita gunakan, American Standard Code for Information
Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte. Bilangan Biner ini di
populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di
konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan
perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini :
III. Bilangan Oktal
Oktal adalah
sebuah sistem bilangan berbasis delapan. Simbol yang digunakan pada sistem ini
adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem Bilangan Oktal berasal dari Sistem
bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari ujung paling kanan
(LSB atau Least Significant Bit).
Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan
(Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam
Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada
tabel berikut ini :
Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :
IV.
Bilangan Hexadesimal
Heksadesimal adalah sebuah sistem bilangan yang
menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan desimal, simbol yang
digunakan dari sistem ini adalah angka 0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol
lainnya dengan menggunakan huruf A hingga F. Sistem bilangan ini digunakan
untuk menampilkan nilai alamat memori dalam pemrograman komputer. Konversi
Sistem Bilangan Hexadesimal berasal dari Sistem bilangan biner yang
dikelompokkan tiap 4 bit biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least
Significant Bit).Contoh :
Contoh Hexadesimal F3D4,
Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi
sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
.
B.
SARAN
Dengan demikian makalah ini
terselesaikan oleh kami. Semoga teman-teman dan bapak / ibu dosen bisa
memberikan kritik atau saran yang setidaknya memperbaiki kekurangan dari
makalah kami.
17
|
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Engkan Seth dan Sri Astuty ,S.Pd , 2013. Media Pembelajaran.Palangka
Raya.Universitas Palangkaraya.
18
|
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda