Senin, 24 November 2014

sistem bilangan

TUGAS MAKALAH




KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2013

































KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami semua bisa membuat makalah ini yang berjudul “Media Audio Visual dan Multimedia” dapat terselesaikan. Jika sekiranya dalam makalah ini terdapat kekurangan, kami yang membuat makalah ini senang hati menerima saran atau kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini.


























i
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A.   LATAR BELAKANG..................................................................................... 1
B.    RUMUSAN MASALAH................................................................................. 1
C.   TUJUAN.......................................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................ 3

BAB III
PENUTUP................................................................................................................ 16
SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................   18











ii
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah dipakai dalam melaksanakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan ada pula sistem bilangan yang hanya dipakai pada hal-hal tertentu saja. Sistem bilangan limaan (quinary) dipergunakan oleh orang Eskimo dan orang Indian di Amerika Utara zaman dahulu. Sistem bilangan Romawi yang sangat umum dipakai pada zaman kuno, kini pemakaiannya terbatas pada pemberian nomor urut seperti I untuk pertama, II untuk kedua, V untuk kelima dan seterusnya; kadang-kadang dipakai juga untuk penulisan tahun seperti MDCCCIV untuk menyatakan tahun 1804. Sistem bilangan dua belasan (duodecimal) sampai kini masih banyak dipakai seperti 1 kaki = 12 Inci, 1 lusin = 12 buah dan sebagainya. Namun yang paling umum dipakai kini adalah sistem bilangan puluhan (decimal) yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Karena komponen-komponen komputer digital yang merupakan sistem digital bersifat saklar (switch), sistem bilangan yang paling sesuai untuk komputer digital adalah sistem bilangan biner (binary). Keserdehanaan pengubahan bilangan biner ke bilangan oktal atau heksadesimal dan sebaliknya, membuat bilangan oktal dan heksadesimal juga banyak dipakai dalam dunia komputer, terutama dalam hubungan pengkodean. Bilangan Biner, Oktal dan Heksadesimal akan dibahas dalam bab ini didahului dengan pembahasan singkat tentang bilangan desimal sebagai pengantar.


B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan bilangan Desimal?
2.      Apa yang dimaksud dengan bilangan Biner?
3.      Apa yang dimaksud dengan bilangan Oktal?
4.      Apa yang dimaksud dengan bilangan Hexadesimal?

C.     TUJUAN
Setelah mendiskusikan tema ini, maka kita dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai berikut;
1.      Dapat mengetahui arti bilangan Desimal.
2.      Dapat mengetahui arti bilangan Biner.
3.      Dapat mengetahui arrti bilangan Oktal.
4.      Dapat mengetahui arti bilangan Hexadesimal.


BAB II
PEMBAHASAN
I.    Bilangan Desimal
Desimal adalah sistem bilangan yang menggunakan 10 macam angka dari 1,2,3,4,5,6,7,8,9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1dan 0, 1dan 1, dan seterusnya (posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi angka di depannya dinaikkan menjadi 1). Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :
Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.

Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :

Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :





II.      Bilangan Biner
Biner adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengubahnya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah1 Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCIIyang sering kita gunakan, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :


III.   Bilangan Oktal
Oktal adalah sebuah sistem bilangan berbasis delapan. Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem Bilangan Oktal berasal dari Sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).







Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada tabel berikut ini :


Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :


IV.  Bilangan Hexadesimal
Heksadesimal adalah sebuah sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan desimal, simbol yang digunakan dari sistem ini adalah angka 0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol lainnya dengan menggunakan huruf A hingga F. Sistem bilangan ini digunakan untuk menampilkan nilai alamat memori dalam pemrograman komputer. Konversi Sistem Bilangan Hexadesimal berasal dari Sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap 4 bit biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).Contoh :
Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :


Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :


Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai berikut :

















BAB III
PENUTUP

A.   SIMPULAN
.
B.    SARAN
Dengan demikian makalah ini terselesaikan oleh kami. Semoga teman-teman dan bapak / ibu dosen bisa memberikan kritik atau saran yang setidaknya memperbaiki kekurangan dari makalah kami.











17
 
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Engkan Seth dan Sri Astuty ,S.Pd , 2013. Media Pembelajaran.Palangka Raya.Universitas Palangkaraya.



















18
 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda